Custom Search

Musabaqah Tilawah 10 Hari Pertama Dzulhijjah

Jumat, 26 Oktober 2012 0 komentar
Dalam rangka Syiar Dzulhijjah 1433 H dan memperbanyak amal shalih pada 10 hari pertama Dzulhijjah, Bidang Kaderisasi DPD PKS Gresik menyelenggarakan Musabaqah Tilawah 10 Hari Pertama Dzulhijjah untuk seluruh kader di Kabupaten Gresik. Kader dengan tilawah terbanyak insya Allah mendapatkan hadiah 1 (satu) ekor kambing.

Adapun kader dengan tilawah terbanyak yang menjadi pemenang musabaqah tersebut adalah :

Nama :
Istifah
Jumlah Tilawah :
65 Juz
.
Bidang Kaderisasi menyampaikan jazakumullah khairan kepada seluruh kader yang telah berupaya meningkatkan amal shalih pada 10 hari pertama bulan Dzulhijjah ini. Dan semoga Allah membalas tiap huruf tilawah kita dengan 10 kebaikan.[]
Baca selengkapnya »

Musim Haji telah tiba : Labbaikallahumma Labbaik..!

Selasa, 23 Oktober 2012 0 komentar
Musim haji telah tiba kembali. Dan pelaksanaan ibadah agung yang merupakan rukun Islam kelima itu akan segera berlangsung. Para jamaahpun secara bergelombang sudah pada berangkat untuk menyambut dan memenuhi seruan Allah.Tentu saja kita bergembira dan bersyukur atas besarnya semangat dan luar biasanya antusiasme masyarakat muslim dalam menunaikan perintah agama. Sekaligus tak lupa kita berdoa dan berharap semoga seluruh jamaah dikaruniai keikhlasan, diberi kemudahan dan kelancaran, serta dibimbing untuk memperoleh haji mabrur, yang berbalas Surga, dan yang tentu akan memberikan efek perubahan positif, baik bagi diri pribadi dan keluarga masing-masing jamaah secara khusus maupun bagi kehidupan masyarakat serta bangsa dan ummat secara umum. Aamiin! 

Tulisan ini tidak untuk membahas tentang hukum-hukum ibadah haji dan umrah. Karena kurang relevan untuk coretan singkat seperti ini. Namun tulisan ini ingin mengajak para pembaca untuk menggali hikmah, ibrah dan pelajaran yang sangat besar dan banyak sekali di balik ibadah suci, sacral dan istimewa ini. Dimana dengan mengambil hikmah, ibrah dan pelajaran itu, kita yang tidak atau belum berkesempatan berhaji-pun tetap bisa mendapatkan barakah dan fadhilah yang sangat besar dari ibadah haji dan umrah. Sedangkan bagi para jamaah haji sendiri, pengambilan hikmah, ibrah dan pelajaran dari manasik haji dan umrah yang insyaallah segera mereka jalankan, akan memberikan nilai lebih dan sekaligus bisa menjadi pembuktian serta penyempurna bagi ke-mabrur-an haji mereka. Tentu saja banyak sekali hikmah, ibrah dan pelajaran yang bisa kita petik dari haji dan umrah ini. Namun tulisan ini hanya akan menyebutkan tiga saja, yang sangat fundamental dan urgen sekali bagi upaya peningkatan kualitas keislaman dan keistiqamahan kita. 

 Pertama, ruhut-talbiyah (semangat menyambut seruan Allah dan memenuhi panggilan-Nya). Jamaah haji dan juga umrah, sejak pertama kali berniat ihram, disunnahkan memperbanyak pengucapan talbiyah, yang berupa ucapan: Labbaikallahumma labbaik. Labbaika laa syariika laka labbaik…dan seterusnya, yang berarti: aku sambut seruan-Mu ya Allah, aku sambut seruan-Mu. Aku penuhi panggilan-Mu, tiada ilah (tuhan yang berhak diibadahi dengan benar) selain Engkau, aku penuhi panggilan-Mu… Maka esensi dari bacaan talbiyah di dalam haji dan umrah adalah semangat dan kesiapan menyambut seruan Allah, yang juga biasa dibahasakan dengan kata sami’na wa atha’na, yang bermakna: kami dengar dan kami siap taat. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya): ”Sesungguhnya jawaban/sikap orang-orang mukmin, bila diajak kepada Allah dan Rasul-Nya agar Rasul menegakkan hukum di antara mereka, ialah ucapan. “Kami mendengar, dan kami patuh (taat) dan mereka itulah orang-orang yang beruntung/berbahagia” (QS. An-Nuur [24]: 51). Nah, betapa indah dan luar biasa seandainya semangat kita dan seluruh kaum muslimin dalam menyambut setiap seruan dan perintah Allah adalah seperti yang kita miliki dalam menyambut seruan untuk berhaji dan berumrah! Bahkan seandainya semangat kaum muslimin dalam menyambut dan memenuhi setiap seruan dan perintah Allah, setara dengan seperempat saja misalnya dari semangat dan antusiasme mereka dalam berhaji dan berumrah, niscaya tuntaslah seluruh masalah ummat dan bangsa ini! 

Namun sayang sekali, kita sering tidak sadar bahwa, faktanya selama ini kita masih diskriminatif dalam menyikapi seruan-seruan dan perintah-perintah Allah Ta’ala! Maka mari menyambut setiap seruan dan perintah Allah dengan ruh labbaikallahumma labbaik dan semangat sami’na wa atha’na! 

Kedua, ruhul-’ibadah lil-’ibadah (semangat ibadah untuk ibadah, atau baca: totalitas ibadah). Jika dibandingkan dengan ibadah-ibadah asasi yang lainnya, maka akan didapati bahwa, haji dan umrah dengan seluruh rangkaian manasiknya adalah merupakan praktik ibadah ritual yang paling jauh dari penalaran logika dan akal. Namun toh setiap jamaah tetap saja bersemangat dalam menjalankannya. Ini hikmah dan pelajaran yang sangat penting yang mengingatkan kita semua bahwa, yang harus menjadi dasar dan motivasi utama dalam menjalankan setiap ibadah, khususnya yang bersifat ritual, adalah iman dan bukan rasio atau logika. Disamping ini juga menyadarkan dan menegaskan tentang kesalahan dan bahkan penyimpangan orientasi sebagian kalangan yang biasa atau cenderung melogika-logikan (baca: mengedepankan dan mendominankan logika) ibadah-ibadah ritual Islam! Sehingga ketika kita ditanya misalnya, untuk apa melakukan semua amalan yang tidak logis itu? Maka jawaban terbaiknya adalah: kita melakukan itu semua atas dasar iman dan untuk tujuan ibadah kepada Allah. Karena kita adalah hamba-hamba Allah yang harus membuktikan penghambaan diri kita kepada-Nya. Dan karena Allah menciptakan kita hanya untuk beribadah kepada-Nya saja. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya): 56. 

Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia melainkan hanya supaya mereka beribadah/mengabdi kepada-Ku” (QS. Adz-Dzariyaat [51]: 56). Jadi itulah syi’ar kita: Al-’Ibadah lil-’ibadah! Beribadah untuk tujuan ibadah itu sendiri! 

Ketiga, ruhut-tadhiyah (semangat atau jiwa pengorbanan). Haji dan umrah juga merupakan ibadah yang menuntut beragam pengorbanan yang tidak kecil, seperti pengorbanan harta, tenaga, waktu, mental dan masih banyak lagi yang lainnya, bahkan terkadang harus siap berkorban nyawa segala. Dimana tanpa adanya kesiapan berkorban dengan semua pengorbanan itu, seseorang tidak akan bisa sampai ke Tanah Suci untuk memenuhi panggilan ilahi. Mungkin karena itu, Rasululah shallalahu ‘alaihi wasallam menyebut haji dan umrah sebagai jihad tanpa pertempuran , khususnya bagi kaum perempuan, bahkan Beliau shallalahu ‘alaihi wasallam sampai menyebutnya sebagai bentuk jihad yang paling utama (lihat HR. Ahmad dan Ibnu Majah, juga HR. Al-Bukhari, keduanya dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha). Dan ibrah penting yang harus kita ambil disini adalah bahwa, setiap penunaian perintah dan syariat Allah menuntut pengorbanan. Sehingga tanpa adanya semangat dan kesiapan berkorban, jangan harap dienul-Islam bisa tegak dan eksis di muka bumi ini. Maka siapkah kita selalu berkorban? Itulah tiga hikmah dan ibrah penting yang diharapkan bisa menjadi bagian dari “oleh-oleh” paling berharga dari haji dan umrah, tidak hanya bagi jamaah haji saja, tapi juga bagi kita semua. Semoga!


Baca selengkapnya »

Mahar Pernikahan Terindah

Selasa, 25 September 2012 0 komentar


عَنْ أَنَسٍ قَالَ خَطَبَ أَبُو طَلْحَةَ أُمَّ سُلَيْمٍ فَقَالَتْ وَاللَّهِ مَا مِثْلُكَ يَا أَبَا طَلْحَةَ يُرَدُّ وَلَكِنَّكَ رَجُلٌ كَافِرٌ وَأَنَا امْرَأَةٌ مُسْلِمَةٌ وَلاَ يَحِلُّ لِى أَنْ أَتَزَوَّجَكَ فَإِنْ تُسْلِمْ فَذَاكَ مَهْرِى وَمَا أَسْأَلُكَ غَيْرَهُ.
Suatu hari, Abu Thalhah meminang Ummu Sulaim radliyallahu ‘anha untuk menjadikannya sebagai pendamping hidup. Oleh Ummu Sulaim, seorang janda beranak satu, tawaran itu dijawab dengan, “Demi Allah, hai Abu Thalhah, tidak seyogyanya orang seperti anda ini ditolak. Tetapi masalahnya, anda ini laki-laki kafir, sementara aku ini perempuan muslimah. Jadi, aku tidak boleh menikah dengan anda. Kalau anda masuk Islam, maka itu aku anggap sebagai maskawin buatku. Aku tidak minta yang lain lagi.” Diriwayatkan oleh Imam Nasa’i dari Anas bin Malik ra.


Episode berikutnya adalah bahwa Anas bin Malik ra. menikahkan ibundanya, Ummu Sulaim dengan Abu Thalhah yang terlebih dahulu mengucapkan dua kalimat syahadat sebagai maskawinnya.
Ada kegeniusan akal yang dimiliki oleh Ummu Sulaim sebagai perempuan padang pasir ini. Yaitu ketika ia melihat celah  lalu memasukinya lalu membuat revolusi besar dalam hidup seseorang. Ia berhasil mengubah lorong gelap dalam kehidupan seseorang menjadi terang benderang, yakni suaminya sendiri. Ia sukses mengubah tantangan menjadi peluang ibadah dan amal shalih. Ia menyadari bahwa kepemimpinan dalam keluarga ada di tangan suami. Tetapi dinamika dakwah dan pembinaan dalam keluarga adalah menjadi kewajiban yang sama, antara suami dan istri.
Keluarga adalah lembaga pendidikan (madrasah) sehingga suami dan istri harus memposisikan diri mereka masing-masing sebagai ustadz dan ustadzah dengan segala perannya. Keluarga juga merupakan lembaga dakwah (markaz da’wah), sehingga suami dan istri adalah da’i dan da’iyah dengan segala tugasnya. Sehingga dalam konteks ini, sangat diperlukan adanya kesamaan ideologi dan pemahaman keIslaman antara suami dan istri. Dan inilah yang disasar oleh Ummu Sulaim ketika menawarkan ‘masuk Islam’ kepada orang yang ingin membina keluarga dengan dirinya. Cita-cita mulia dalam sebuah keluarga tidak akan tergapai manakala ada perbedaan prinsipil antara suami dan istri.
Dalam sejarahnya, sosok Abu Thalhah adalah laki-laki ideal di masa itu. Ia seorang laki-laki yang kaya raya, tampan dan terhormat di masyarakatnya. Artinya, perempuan manapun akan selalu memimpikan untuk menjadi pendamping hidupnya saat itu. Namun tidak demikian bagi Ummu Sulaim. Ia melihat ada ‘kekurangan’ diantara banyak kelebihan pada diri Abu Thalhah. Dan kekurangan itu sangat fundamental, yaitu: masih kafir. Yang seandainya jika ia membangun keluarga dengan orang yang berbeda secara agama, maka sesungguhnya ia sedang merajut sarang laba-laba. Rapuh, mudah terkoyak, tidak dapat memberi keteduhan, tidak dapat dipakai tempat bernaung dan sebagainya.
Saat ini, banyak calon pembangun keluarga disibukkan dengan mencari sesuatu yang akan dijadikan maskawin (mahar). Ada yang memilih maskawin tertentu karena mahalnya, ada yang karena uniknya, ada yang karena belum dijumpai sebelumnya dan seterusnya. Padahal semua itu tidak bisa dijadikan sebagai investasi abadi dalam perjalanan keluarga. Apalagi sebagai jaminan kelanggengan cinta diantara mereka.
Memang dalam sejarah Islam sangat banyak dijumpai pernikahan orang-orang shalih yang maskawinnya mahal nilainya. Namun pada saat yang sama kita banyak mendapatkan yang sebaliknya. Ada shahabat yang dinikahkan oleh Rasulullah saw. dengan maskawin sepasang sandal, ada yang mengajari istrinya surat-surat tertentu dalam Al-Qur’an dan lain-lain. Namun dari sekian banyak contoh tersebut, maskawin terbaik sepanjang sejarah adalah maskawin yang diminta Ummu Sulaim ra.
Maskawin itulah yang membuat Ummu Sulaim berbahagia sampai akhir hayatnya. Maskawin itulah yang menjadikannya sebagai perempuan yang langkah kakinya didengar oleh Rasulullah saw. di surga. Maskawin itulah yang menjadikan Abu Thalhah mengisi hidupnya dengan jihad di jalan Allah. Maskawin itu pula yang membuatnya syahid di jalan-Nya. Maskawin itulah yang membuat keluarga mereka bergelimang berkah.
Mereka dikaruniai oleh Allah swt. delapan anak yang semuanya hafal Al-Qur’an. Itulah maskawin terbaik.
Wallahu a’lam bishshawab.
Farid Dhofir

sumber : www.jilbabfara.com
Baca selengkapnya »

BEREBUT TIKET SURGA

0 komentar

Abdullah bin Umar ra. dan sejumlah remaja sebayanya bergerombol mendaftarkan diri untuk mengikuti perang Uhud, berjihad membela agama Allah swt. Rasulullah saw. menolaknya secara halus sebab memang usia mereka belum menginjak aqil baligh. Namun remaja-remaja itu tidak pulang. Mereka mencari peluang. Dan setelah tentara Islam berbaris, mereka menyelinap masuk ke dalam barisan agak belakang sambil mengangkat tumit. Hal itu  dilakukan agar keberadaan mereka tidak terdeteksi oleh Rasulullah saw. sebab tinggi kepala mereka terlihat rata.


Sejumlah orang miskin juga pernah mendatangi Rasulullah saw. untuk mengeluhkan peluang masuk surga mereka yang tentu lebih kecil dari para aghniya. Orang-orang miskin merasa bisa bersaing dengan para aghniya untuk mendapatkan pahala dari shalat, puasa, haji dan sebagainya. Tetapi mereka jelas tidak mampu meraup pahala dari zakat, infaq, shadaqah, hibah, waqaf dan ibadah maliyah lainnya. Sebab mereka tidak mempunyai harta.
Sekelompok wanita muslimah pernah mendatangi istri Rasulullah saw, Aisyah ra. agar beliau menyampaikan tuntutan mereka kepada sang Nabi Allah. Wanita-wanita ahli ibadah itu minta kepada Rasulullah saw. agar diijinkan mengikuti perang membela agama Allah swt. melawan kaum kafir. Sebab menurut mereka, dengan tidak diijinkan berperang, berarti peluang mereka untuk mati syahid di jalan Allah swt. menjadi tertutup.
Bahkan, sesama aghniya juga terjadi musabaqah fil khoirot. Dalam perang Tabuk, Utsman bin Affan ra. menyumbangkan hartanya senilai puluhan unta lengkap dengan muatan niaganya, Umar bin Khatab ra. menyumbangkan separo kekayaannya, sedangkan Abu Bakar ra. menyumbangkan seluruh kekayaannya.
Amma ba’du.
Ketika yang mengemuka dalam jiwa manusia adalah ruh ukhrawi-nya, maka ia akan berlomba dengan orang di sekitarnya untuk mendapatkan kepuasan yang hakiki dan abadi, yakni bahagia di surga. Namun sebaliknya, ketika hubbud dun-ya telah menguasai hati dan akal manusia, maka yang muncul dari dirinya adalah keserakahan. Bahkan mau mengambil hak orang lain secara sadar dan tanpa rasa malu.
وَسَارِعُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ (133) الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ (134)
Allah swt. berfirman, ”Dan bersegeralah menuju ampunan dari Tuhanmu dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang bertaqwa. (Yaitu) mereka yang membelanjakan (hartanya) baik di waktu lapang maupun sempit, dan mereka yang menahan marahnya serta memaafkan orang lain. Dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.” QS. Ali Imran: 133-134.
Wallahu a’lam bishshawab.

sumber : www.jilbabfara.com
Baca selengkapnya »

Zainuddin : Tawuran Bukti Lemahnya Pendidikan Akhlak di Sekolah

0 komentar
Jakarta (24/9) - Anggota Komisi X DPR dari Fraksi PKS Ahmad Zainuddin menyesalkan terjadinya perkelahian antar pelajar yang memakan korban jiwa. Seperti diketahui, tawuran pada Senin siang antara siswa SMAN 6 dengan SMAN 70 di kawasan Bulungan, Jakarta Selatan, mengakibatkan satu orang tewas dan dua orang mengalami luka yang cukup serius. 

 “Ini mengindikasikan betapa lemahnya pendidikan Ahlak dan budi pekerti terhadap siswa di sekolah,” tegas Zainuddin di Jakarta, Senin (24/9). Dalam pandangan Zainuddin, pemerintah terkesan kurang serius didalam upaya pembinaan akhlak siswa, pasalnya pendidikan agama di sekolah sangat minim yang hanya 2 jam pelajaran. Akibatnya untuk mewujudkan siswa yang berakhlak mulia sulit untuk diterapkan. Sebagian sekolah akhirnya menambah program ekstrakurikuler berupa rohis dan mentoring. Namun Zainuddin sangat menyayangkan jika aktivitas rohis di sekolah ini oleh sebagian pihak justru dikaitkan dengan tindak teroris.


“Coba kalau para pelajar itu ikut semua program Rohis, pasti tidak akan terjadi seperti ini,” ungkapnya. Tawuran pelajar ini sudah seperti tindak premanisme karena sudah meresahkan masyarakat luas. Apalagi sudah memakan korban jiwa, apa bedanya dengan teroris,” tegas Zainuddin. Politisi dari Daerah Pemilihan DKI Jakarta I ini menegaskan bahwa pemerintah harus mengkaji ulang implementasi pendidikan karakter dan budi pekerti di sekolah. Ia juga berharap orang tua dan sekolah harus selalu memberikan pengawasan dan juga pemahaman agama yang benar kepada anak agar dapat terhindar dari tindak anarkis.

Lingkungan masyarakat, menurut Zainuddin, juga diharapkan proaktif dalam upaya mencegah perkelahian pelajar itu lebih dini. Zainuddin meminta aparat kepolisian untuk menindak tegas setiap aksi anarkis dan premanisme yang terjadi termasuk tawuran pelajar ini. “Jangan biarkan kejadian ini terulang dan bertambah luas, agar tidak jatuh lagi korban lain,” pungkasnya

sumber : www.pks.or.id | fraksi
Baca selengkapnya »

ShareThis